Sajak Jijik
Dan aku jijik
Ingin kubuang mataku saat memandangmu
Saat melihat belatung-belatung busuk di hatimu
Dan aku seketika ingin muntah
Mengendus aroma dusta di balik topengmu
Menangkap gelagat bak kristal dibalik batu cacatmu
6/29/2013
6/17/2013
Menunggu :)
Malam ini
aku larut lagi
Larut tanpa
jatuh bersama mimpi
Larut
namun aku terjaga dalam diam
Aku menjahit
bayangmu
Kurenda
rindu-rindu tipis di sisinya
Beginilah
dalam cengkerama gelap
Kutangkap
sisa-sisa bayangmu, selalu
Mungkin
lain masa bintang kan antarkanku
Menatap
sosok nyata dari bayangmu
Tapi aku
bergeming
6/16/2013
'Dalam'
Dalam malam aku mencari, adakah kausembunyi di balik
sana
Dalam petak-petak pematang sawah yang masih berlumpur,
aku berlari, adakah kaulari hingga lelah
Dalam bisik cicit burung, mereka memergokimu, menanam
bunga untukku
Dalam jingga di balik senja, aku masih berjalan,
adakah kau di sudut petang
Dalam pekat selimut malam, aku masih terjaga, adakah
kau bersama malam
Dalam rona sang waktu, aku mencari, manakah bunga yang
kautanam itu
Kisah Sebuah Bait
Ini sebuah kisah
penyesalan
Penyesalan sebuah bait
yang tak kunjung rampung
Mungkin ia lelah, rintih
fonem mana lagi yang ‘kan ia dengar
Tak cukupkah ia berakhir
saja, dengan putusan noktah
Ini sebuah kisah pengaduan
Pengaduan sebuah bait yang
belum berujung
Ia terlalu mati rasa, oh,
ia kini tak kenal aksara
Tak cukupkah ia dihapus
saja, daripada menanti morfem yang tak pasti
6/13/2013
Dalam Malam
Lihat,
aku masih berguru pada malam
Sapa
rindu yang kutanam di sudut kabut, kini t’lah mekar
Mekar
tanpa ampunan, sungguh membludak
Mana
mungkin aku berkilah, rindu itu benar adanya
Mana
mungkin aku mengada-ada, ‘ada’mu adalah ‘ada’ku
Titah
malam belum habis kukejar
Aku
masih bertitip salam kepada mimpi
Kiranya
ia menggantungkanku pada mimpimu
6/09/2013
Pasar Topeng
Mari kuajak kau ke sebuah tempat
Sebut saja: dunia
Di sini kau bisa jadi apa saja
Tentu! Jadi apa saja!
Di sini kau bisa jadi baik
Bisa jadi busuk penuh belatung
Mengapa?
Dunia kita punya pasar …
6/02/2013
Cumbuan pada Waktu
Aku pernah mencumbui waktu
Merangkai sepucuk cinta di sudut malam syahdu
Duhai …, masa pun kurayu
Hendaknya ia menahan detik barang sekejap ketukan
palu
Kembali aku bercengkerama berdua
Antara aku, waktu, di tepi nelangsa
Duhai …, tak ia berhenti barang sejenak jua
Cumbuan ini tak berbuah asa
Langganan:
Postingan (Atom)
