SEPERTI KITA
Seperti ranting-ranting
patah yang tumbuh kembali
Seperti ombak-seperti
arus
Seperti burung mati
yang dihidupkan Ia kembali
Ialah kita-atas nama
cinta-ialah kekal-seperti kita
12/22/2013
KITA AKAN "PULANG" (II)
Kita memang akan benar-benar habis
Seperti napi-napi yang dipancung lehernya
Lalu darahnya mengering
Hidup hanyalah masa lalu
Kita memang akan benar-benar hilang
Seperti burung cicit yang mati dipanah
Disantap, lalu menyatu dengan tanah
Hidup hanyalah siapa yang menang dan siapa yang kalah
REMAJA, ANTARA SEBAB DAN AKIBAT
Oleh: Violla
Kita sempat digegerkan dengan pemberitaan kecelakaan maut
yang dialami Abdul Qodir Jaelani (Dul), anak bungsu dari musisi Ahmad Dhani dan
Maia Estianty di Tol Jagorawi pada hari Minggu (8/9/2013) pukul 00:45 WIB. Yang
menghebohkan, kejadian ini memakan korban hingga ada yang luka-luka bahka meninggal, sedang Dul sendiri juga kritis setelah mengalami kecelakaan. Seiring dengan kabar mengejutkan ini, banyak
yang menyayangkan bahwa kecelakaan ini dialami oleh anak yang baru berusia 13
tahun akibat mengendarai mobil sekitar pukul 00:45 WIB yang diketahui
belakangan baru saja mengantarkan pacarnya pulang.
Yang banyak jadi perbincangan, baik itu dalam kelompok-kelompok
kecil, besar, bahkan media yaitu peryataan bahwa pergaulan anak remaja zaman
sekarang sudah terlampau bebas. Hal ini menyorot kasus Dul yang sudah memiliki
pacar - pulang malam pada jam yang tidak sewajarnya mengingat usianya yang baru
13 tahun.
Di luar berita kecelakaan maut yang ditimpa anak dari musisi
besar ini, mulai bermunculan berita-berita miring tentang foto Dul dan sang
pacar yang dianggap cukup mesra. Foto-foto yang sangat mudah didapat di dunia
maya tersebut menuai berbagai cibiran, bahkan komentar-komentar yang bermunculan
di akun jejaring sosial twitter salah
satunya mengatakan,”Bocah 13 tahun aja udah foto beginian gimana udah gedenya”,
dan yang lain menyebutkan, “Gue udah 17 taon belum ada nih foto beginian”.
Masalah yang ditimpa Dul adalah potret yang menjadi akar perbincangan hangat mengenai kehidupan remaja belakangan ini. Tanggapan-tanggapan masyarakat mengalir deras, komentar-komentar yang memojokkan sisi pergaulan remaja zaman sekarang berlalu lalang. Gaya hidup anak remaja dipertanyakan, apakah mungkin adat ketimuran bangsa ini telah dibuang entah ke mana. Komentar-komentar kekecewaan tentunya berasal dari mereka yang bukan lagi remaja, para orang dewasa yang menyayangkan pergaulan remaja masa kini.
Tanpa disadari, hal ini seakan menguatkan dogma atau
keyakinan bahwa remaja Indonesia banyak yang bertingkah seperti orang dewasa.
Hal ini misalnya, menjalin hubungan pacaran pada usia yang cukup dini, memiliki
jam pulang yang terlampau malam bahkan pagi, dan memiliki kebebasan mengendarai
kendaraan. Lalu bagaimana dengan kontrol orangtua terhadap anak jika sang buah
hati pulang malam? Izin dan kontrol sepenuhnya berada di tangan orangtua. Namun
jamak kita jumpai bahwa orangtua sendiri yang telah ‘membolehkan’ arus
kebebasan berteman baik dengan anaknya.
Pola hidup remaja sendiri sedikit banyak bisa kita saksikan dalam tayangan film, sinetron atau iklan-iklan yang dimainkan dan disajikan untuk remaja. Tayangan-tayangan tersebut kebanyakan menggambarkan romantika percintaan remaja. Siapakah yang membuat tayangan-tayangan tersebut? Remajakah? Saya rasa bukan, remaja di sini dijadikan sasaran empuk tayangan-tayangan media. Tanpa kita sadari, para generasi dewasa telah lalai memberi contoh perilaku baik bagi remaja.
Pola hidup remaja sendiri sedikit banyak bisa kita saksikan dalam tayangan film, sinetron atau iklan-iklan yang dimainkan dan disajikan untuk remaja. Tayangan-tayangan tersebut kebanyakan menggambarkan romantika percintaan remaja. Siapakah yang membuat tayangan-tayangan tersebut? Remajakah? Saya rasa bukan, remaja di sini dijadikan sasaran empuk tayangan-tayangan media. Tanpa kita sadari, para generasi dewasa telah lalai memberi contoh perilaku baik bagi remaja.
Tayangan-tayangan yang sangat sedikit atau tidak memberikan efek
positif bagi remaja ini secara langsung mempengaruhi pola hidup remaja yang
memang pada masanya cenderung ‘ikut-ikutan’, jati diri yang belum kokoh dan
mudah terpengaruh. Pertanyaannya, tayangan-tayangan tersebut diadaptasi dari
kehidupan remaja atau malah sebaliknya? Apakah justru para remaja yang
mengadaptasi tayangan-tayangan tersebut dalam kesehariannya? Jika memang
tayangan tersebut yang mengadaptasi rona kehidupan remaja yang membuat
geleng-geleng kepala, semakin tayangan ‘khusus’ remaja tersebut bertambah,
semakin dirasa ‘lumrah’ juga pergaulan anak zaman sekarang.
Pendapat-pendapat miring tentang keseharian remaja juga tak
luput dari gaya hidup anak remaja yang lebih terkesan bermewah-mewahan.
Pakaian-pakaian yang dicap keren bagi remaja justru kebanyakan menunjukkan style kebarat-baratan. Apa mungkin
mereka mengikuti mode tersebut bila tidak melihat contoh sebelumnya? Kita bisa
lihat sendiri, tayangan-tayangan remaja yang sebagian besar menunjukkan hidup
ala anak kota. Gaya berpacaran yang semakin dini serta izin berkendara yang
sepertinya sudah hak orangtua, bukan pihak berwajib lagi. Sekali lagi, otak remaja
akan mencontoh apa yang telah sering mereka lihat dan dirasa lumrah.
Sebenarnya, entah siapa yang telah mencuci otak remaja bangsa ini. Orangtua
sendiri seolah memberi surat izin tak tertulis untuk mendukung gaya hidup yang
digandrungi anak-anak muda zaman sekarang.
Tampaknya cibiran bahwa perilaku anak remaja sekarang
memprihatinkan patut dilengkapi pernyataan bahwa betapa longgarnya pengawasan
dan batasan orang dewasa zaman sekarang terhadap kontrol kehidupan anak. Anak
sendiri lebih membutuhkan contoh dan batasan yang baik, jika batasan saja sudah
dilonggarkan untuk anak terang saja bila pergaulan semakin tidak terkontrol. Apakah
remaja yang murni membentuk roda pergaulan yang ‘katanya’ sudah tidak seperti
dulu lagi? Mari kita pikirkan bersama, apa penyebab remaja sekarang seolah tak
mengindahkan adat ketimuran bangsa, jangan-jangan kita, para generasi yang
telah mendahului, telah lalai dan tak mampu memegang kendali terhadap batasan
bagi remaja.
12/19/2013
WANITA PENDERITA BDD: I'M THE UGLIEST
Oleh: Violla
Pernahkan Anda melihat atau mendengar tentang wanita-wanita
yang selalu ingin tampil sempurna? Mereka taklepas dari cermin, untuk melihat
apa make-up mereka tampak cantik, apa
rambut mereka sudah tertata rapi, apa warna bibir mereka tampil sesuai dengan
warna baju dan sepatunya.
Pernahkah Anda melihat atau mendengar wanita yang rela
merogoh kocek dalam demi mendapatkan kesempurnaan wajah dan tubuh.
12/01/2013
KITA AKAN "PULANG" (I)
ketika lautan mengering dan awan-awan
menghilang,
saat burung-burung camar terjepit
dalam retakan tanah
11/29/2013
11/25/2013
Apa Kamu Ngga Cape Jadi Drama Queen? :)
Ada beberapa orang yang kadang suka banget minta perhatian orang di
sekitar, tapi kali ini yang dibahas adalah orang yang minta perhatiannya dengan
cara ngga elit, bahkan ngga penting.
Dan Aku Terlanjur Jatuh Cinta
Aku
terlanjur jatuh cinta pada langit malam
Adakah
yang lebih setia daripadanya?
Tak
sehari pun tak ia hadiahkan teduh dalam sendu mataku
Dan
aku terlanjur jatuh cinta pada langit malam
Adakah
yang lebih memesonakan daripadanya?
Selimutiku
dalam lelap sepi
Rahasia Ilmu Sotoy
Sebenernya ini rahasia, rahasia para mahasiswa jurusan psikologi. Ssstt,
jangan bilang siapa-siapa ya, cukup kalian–para pembaca blog–yang tahu. Sekarang
aku adalah mahasiswi psikologi semester 3. Sejauh ini udah ada beberapa teori
mendasar tentang kepribadian yang aku pelajari. Tapi semenjak belajar semakin
jauh kok aku dan teman-teman kelas jadi ngerasa sok tahu–bahasa gaulnya “sotoy”–.
Tiap kali nonton film, liat orang lain ngomong, tiba-tiba di otak kami–para mahasiswa
psikologi– kebanyakan menerka-nerka bagaimana, sih, gambaran masa lalu orang
yang kami amati itu, bagaimana, sih kepribadian orangnya.
Milih Template Itu Rasanya ....
Milih template
blog yang pas itu mungkin kayak milih pasangan hidup, ya
Kemarin seharian dari pagi sampe ke malem aku stay blogging di atas
kursi mantengin my cute notebook
hanya demi ngatur template blog yang keren. Pas dapet template yang ini, kurang puas, yang itu, pengen ganti lagi, sampe
akhirnya aku dapet yang pas banget di hati. Yah, pilihan pun jatuh pada template langit malam
11/10/2013
Surat kepada "Aku"
Aku akan
sholat 5 waktu karena aku menyayangi raga yang dititipkan Allah ini.
Aku akan
puasa karena aku menyayangi pencernaanku dan akan menjaganya.
Aku akan
makan makanan yang bersih dan sehat karena aku menyayangi tubuhku.
Aku akan
minum susu setiap hari karena aku peduli kebutuhan nutrisi dan kecantikan
kulitku.
Hei, Bisa-Bisanya!
Kemarin,
ya, tanggal 9 November 2013, tepat 1 bulan sebelum umur aku 19 tahun aku
mengalami galau yang menyiksa. Tiba-tiba banyak pikiran-pikiran yang berkelebat
di otak ini. Akan jadi apa aku nanti? Apa sih yang aku inginkan? SUKSES? Semua
orang mau sukses, tapi sukses dalam hal apa? Pendidikan? Pekerjaan? cinta? Keluarga?
Aku juga mau sukses dalam semua hal itu. tapi masalahnya sukses yang aku mau
itu sukses yang gimana? Apa memperoleh nilai yang bagus? Pekerjaan bergengsi
tinggi? Gaji besar yang bisa meningkatkan taraf hidup? Ah! Aku mau, semua orang
juga mau, siapa yang tak mau?
10/24/2013
Teruntuk Lelaki Pendampingku
Teruntuk
lelaki pendampingku (insya Allah)
Jalan
masih panjang jika Sang Penguasa Hati menghendaki
Ialah
pengharapan jika hatimu kaulabuhkan di selat hatiku
Aku di
sini masih membangun aliran-aliran kecil
Untuk
apa? Agar suatu saat kaulihat selat hatiku airnya tak ‘kan mati
Untukmu yang Belum Bernama
Untukmu
yang belum bernama
Sebelasku,
apakah namamu kelak?
Suami?
Atau sekadar pejalan sekali lewat?
Kurasa
kita harus sabar melekati sisi waktu yang berputar
Sama
tatkala kita berlalu dan bertatap di sisi waktu dahulu
Siapa
sangka kita beriringan hingga detik ke sekian
Kita
masih tapaki jalan yang sama
Tekad
Sadar ngga sadar, semenjak aku mulai rada berkurang
gapteknya, kok malah makin ngga kreatif, ya? Ini nih akibat apa-apa gugling,
gugling mulu. Ngga tahu ini langsung buka search
engine, ngga tahu itu buru-buru konekin internet. Nih otak sampe-sampe
buntu aja ngga pernah disuruh mikir lagi, ngga pernah ngembangin kreativitas
lagi. Tahu-tahu pas mau nulis, mau bikin cerpen, puisi, novel dan sebagainya
inspirasi mentok, mampet terus. Liat aja noh novel cerita zombie serial Vizy aku
ngga selesai-selesai ….
10/01/2013
Cantengan!!!!!!!
“Kalo kukunya
dicabut, takut, ya?” begitulah kata seorang dokter cewek berwajah oriental di
malam Senin tanggal 29 September 2013. Huaaa, bener-bener rasanya aku kayak
disamber petir malem itu di klinik daerah Asem, Duri Kepa. Asal- muasalnya ini
gara-gara meriksain ujung jempol tangan kanan aku yang luka. Awalnya aku ngga
mau ke dokter, tapi mama ngotot nyuruh aku ke dokter. Aku pikir ini agak lebay,
luka segede upil doang harus berobat ke dokter, bayangin!! Tapi jadi ngga lebay
kalo kalian tahu asal mula gimana kuku ini bisa luka.
9/15/2013
My Action
Kalian tahu apa yang lagi aku renungin sekarang? Ya
tentang apa yang aku pikirin, dan yang lagi aku pikirin sekarang adalah: kapan
aku berenti mikir tanpa action. Friends buku yang aku baca tentang motivasi,
inspirasi, dan kepercayaan diri udah lumayan banyak, sampai-sampai seorang
temen di masa SMA bilang gini, “Percuma baca tapi nggak dilakuin juga.” Sempet nyess
juga denger kata-kata itu. Aku emang hobi banget baca buku-buku yang bisa
ngebangun karakter, tapi aksi yang aku lakuin nol besar. Sampe sekarang aku
masuk jurusan ke psikologi buat ngereparasi kejiwaan aku, dan hidup aku
seenggaknya udah lebih baik sekitar 75% dibandingkan SMA, tapi semuanya tetep
mandeg di aksi, di tindakan!
9/13/2013
Sedikit Kicauan dari Akun Twitter-ku @Violla_dwi
#Yang disayat pisau
kemarin katamu, adalah rindu yang menjelma malu
#Kita belajar membagi duka, pada setangkup roti yg dibelah dua
#Sabdamu, belati ini,
penghunus robek masa laluku
#Perca kusam itu
kabarnya membungkus air mata yang takbisa dijahit lagi
Manusia dan Ayam Kampung
Alam masih gentar, ayam-ayam terbangun
Seruan tertabuh
mesra masih seperti kemarin
Saat manusia tak
lebih baik dari ayam-ayam kampung
Menengadah, memeluk
seruan, mengais tanah
Berlalu
Bicara pada gitar
tua yang minta dikafankan
Semua berlalu,
seperti angin hari ini, ke arah lain
Temaram
Debu-debu malam
Dan kadal-kadal
taman yang masih lapar
Seperti lili-lili
putih milikmu, menunggu hujan
Dan lagi, temaram
yang sama masih mengikuti arah jejakku
11 Sept ’13 13:09
Kost Abu-Abu Kamar
3C
Janji Sepotong Kayu
Adalah janji
sepotong kayu kepada api
Adalah janji yang
tak masuk akal
Adalah bodoh bagi
kita
Adalah bukti bagi
mereka
Adalah
sebuah tragedi: pembuktian
9/10/2013
Irama Asing
irama
jantung kian menyusupkan nada tak dikenal
sama
kala pertama kita bertukar pandang di bias air kolam
nada
asing, tak dikenal, namun KAU ingin mendengarnya lagi
lalu
kucari not demi not
aneh,
irama kemarin tak kenal not bahkan suara
asing,
tapi AKU ingin mendengarnya lagi
irama
tanpa nada,
9/08/2013
Galau Lagi
Napa sih hari ini aku tuh galau-galauan aja
kerjaannya? Plis, aku juga ga tau napa. Apa gara-gara libur mulu ya nunggu
semester 3. Halah, orang udah masuk semester 3 dari kapan tahun, eh kampus aku
aja yang kerajinan ngewajibin SP. Dari lubuk hati yang terdalam aku itu mau
waktu aku produktif ya. Apalagi aku abis baca buku yang judulnya itu “Manajemen
Waktu Para Ulama”,
Galau Hari Ini
Aku bingung, hidupku belakangan berasa flat banget. Ga ada rasanya, ga ada
warna apalagi selera. Ga ada sesuatu yang bikin aku tertarik untuk dilakuin. Hobi?
Nulis juga rasanya udah hambar, inspirasi mandeg aja, mampet kaya air yang
kesumbet. Ngegambar? Yah, agak lumayan sama yang satu itu, tapi ga aku
laku-lakuin juga.
Yang sekarang pengen banget aku lakuin adalah masak. Iya,
aku lagi pengen masak, aku emang hobi masak sih dari kecil. Eksperimen bikin
apa aja. Kue kek, roti kek,masakan, apa aja yang bisa dimakan, dari yang tahu
resepnya sampe ngasal juga sering. Tapi ‘kan aku sekarang ngekost, mana boleh
masak, aturannya di sini ga boleh masak karena takut kebakaran kali.
8/30/2013
Diam
Diam adalah
bahasa bagi kita
Kita tahu
kata adalah dusta
Diam adalah
kejujuran, saat kita meneduh di bawah kesunyian
Mata adalah
isyarat, aku dapat memeluk diammu;
menjamah kejujuran
bagi kita
Jodoh
Kerap terjatuh
Lalu menyambung
nyawa di jalan yang sama
Dan benar
mereka adalah sepasang sayap
Terluka sebelah
Tak bisa terbang, jatuh terhempas
'Dan'
Dan aku
adalah dinding bisu di penghias kota
Dan waktu
titipkan ‘ada’ku
Dan lengang
kuhirup selalu
Dan waktu
hanya sisakan sepi dalam ‘ada’ku
8/29/2013
Rumus Keajaiban dari Tuhan
Hidup
ini lucu, ya. Kata orang jika kita menginginkan sesuatu kita harus optimis dan
yakin akan meraih hal tersebut. Tapi mengapa aku mengalami rumus kebalikannya?
Aku masih ingat betapa optimisnya aku waktu mengikuti UTS TOEFL 2 Semester II,
dan ternyata skor TOEFL aku dapat 450.
Malahan ketika UAS TOEFL 2 Semester II aku pesimisnya minta ampun, cuma kata bismillah yang terucap tiap kali aku mau
melingkari jawaban dan ucapan alhamdulillah
tak henti saat jawaban udah tertoreh di lembar jawaban.
7/22/2013
Angka-Angka Acak
Angka-angka
acak
Yang tak
pernah beriringan dalam irama
Satu dua
tiga empat
Angka-angka
jalan di tempat
Hempas rintik
becek di jalur
Langkah lepas
7/19/2013
Gelas Kaca dan Angka-Angka Acak
Memang terkadang
aku lelah, ibaratkan seperti gelas kaca, aku sudah retak sebagian. Akulah gelas
yang berdiam di tepi meja, menunggu lintas ramai untuk kemudian ‘tidak sengaja’
menyenggolku. Setelah itu? Well,
mungkin aku terjatuh ke dasar dan pecah, tapi untungnya aku hanya retak. Aku kembali
lagi bersemedi di tapal batas meja, hmm … mungkin yang menyenggol tak sengaja. Lalu
semua terjadi berulang, kalau begini bisa-bisa aku sungguh pecah, tidak hanya
retak. Aku tak bisa lagi berada di sini, sudut meja yang terlalu berbahaya
untukku.
7/07/2013
Matamu
“Kemarilah”,
itu bisik matamu
Kudekap lalu
kuberanikan tenggelam di dalamnya
“Ini
angkasa” katamu menunjuk matamu
Aku tahu,
selayaknya aku tahu
Di sana
ribuan bintang dan indah pelangi untuk kita
Matamu,
sebuah telaga
Lihat, di
dalamnya terpantul namaku
Di sana
aku berlindung membendung terpa duka
Ya,
memang di sanalah aku ‘kan berhenti
Dalam gelayut
senja di matamu
7/03/2013
Kidung Penutup Malam
Kidung penutup malam tak jua hadir melenakan malamku
Tercekat, boleh jadi peri malam pun singgah sebentar ke kamar
usangmu
Menanti kidung sakral yang kautasbihkan hanya untukku si buah
hatimu
Boleh jadi aku tak terlelap, aku rindu syair-syair cintamu, Ibu
Duhai malangnya nasibku, mengapakah pagi tadi aku mengabaikanmu
Apalah jadinya aku tanpa dirimu, permata duniaku
Ribuan tetes air mata bergulir sendu di sini, menantimu mendekapku
Lirih, kini kelu lidah ini, membiru, membisu
6/29/2013
Sajak Jijik
Dan aku jijik
Ingin kubuang mataku saat memandangmu
Saat melihat belatung-belatung busuk di hatimu
Dan aku seketika ingin muntah
Mengendus aroma dusta di balik topengmu
Menangkap gelagat bak kristal dibalik batu cacatmu
6/17/2013
Menunggu :)
Malam ini
aku larut lagi
Larut tanpa
jatuh bersama mimpi
Larut
namun aku terjaga dalam diam
Aku menjahit
bayangmu
Kurenda
rindu-rindu tipis di sisinya
Beginilah
dalam cengkerama gelap
Kutangkap
sisa-sisa bayangmu, selalu
Mungkin
lain masa bintang kan antarkanku
Menatap
sosok nyata dari bayangmu
Tapi aku
bergeming
6/16/2013
'Dalam'
Dalam malam aku mencari, adakah kausembunyi di balik
sana
Dalam petak-petak pematang sawah yang masih berlumpur,
aku berlari, adakah kaulari hingga lelah
Dalam bisik cicit burung, mereka memergokimu, menanam
bunga untukku
Dalam jingga di balik senja, aku masih berjalan,
adakah kau di sudut petang
Dalam pekat selimut malam, aku masih terjaga, adakah
kau bersama malam
Dalam rona sang waktu, aku mencari, manakah bunga yang
kautanam itu
Kisah Sebuah Bait
Ini sebuah kisah
penyesalan
Penyesalan sebuah bait
yang tak kunjung rampung
Mungkin ia lelah, rintih
fonem mana lagi yang ‘kan ia dengar
Tak cukupkah ia berakhir
saja, dengan putusan noktah
Ini sebuah kisah pengaduan
Pengaduan sebuah bait yang
belum berujung
Ia terlalu mati rasa, oh,
ia kini tak kenal aksara
Tak cukupkah ia dihapus
saja, daripada menanti morfem yang tak pasti
6/13/2013
Dalam Malam
Lihat,
aku masih berguru pada malam
Sapa
rindu yang kutanam di sudut kabut, kini t’lah mekar
Mekar
tanpa ampunan, sungguh membludak
Mana
mungkin aku berkilah, rindu itu benar adanya
Mana
mungkin aku mengada-ada, ‘ada’mu adalah ‘ada’ku
Titah
malam belum habis kukejar
Aku
masih bertitip salam kepada mimpi
Kiranya
ia menggantungkanku pada mimpimu
6/09/2013
Pasar Topeng
Mari kuajak kau ke sebuah tempat
Sebut saja: dunia
Di sini kau bisa jadi apa saja
Tentu! Jadi apa saja!
Di sini kau bisa jadi baik
Bisa jadi busuk penuh belatung
Mengapa?
Dunia kita punya pasar …
6/02/2013
Cumbuan pada Waktu
Aku pernah mencumbui waktu
Merangkai sepucuk cinta di sudut malam syahdu
Duhai …, masa pun kurayu
Hendaknya ia menahan detik barang sekejap ketukan
palu
Kembali aku bercengkerama berdua
Antara aku, waktu, di tepi nelangsa
Duhai …, tak ia berhenti barang sejenak jua
Cumbuan ini tak berbuah asa
5/29/2013
Dusta
Bengkok kaubilang lurus
Lurus kauteriakkan bengkok
Kaubolak-balikan kata
Kautelan kaumuntahkan dusta
Makan saja bual-bual busuk itu
Telan duri kata-kata yang kaukarang
Gila, kaukawani benih-benih celaka
Dusta lagi, lagi dusta
Kuenggan dekati lagi
Nanti dustamu mencengkeramku
Kau dusta, dusta kau
Pergi, sobat
5/28/2013
Noktah pada Hari
Kita pernah lelah jadi tawanan
hari-hari
Kita pernah ingin lepas dari jerat waktu
Mungkin ‘hari’ adalah elemen klasik
yang menjenuhkan
Mungkin kita bisa berbagi mesin waktu
‘Hari’ adalah suatu kepastian
Kepastian akan aksara, fonem dalam putusan
noktah
Noktah-noktah kehilangan
Noktah-noktah kebohongan
Noktah-noktah kelenyapan
Hari memang menjanjikan putusan noktah
itu
Asing
Di sini putih
Di sana hitam
Di sini biru
Di sana merah
Adakah yang sama?
Dalam sebuah noktah bisu
Aku mengadu
Pada titik di ujung aksara
Pada fonem tanpa akhir
Aku bertanya, ini di mana?
Hening, lalu hilang
Lalu terdampar
Lalu tersesat
Lalu sunyi
Lalu sepi
Lalu mati
5/26/2013
Tunjukkan Katarsis Positifmu :D
Oleh: Violla
Bicara tentang emosi, kita pasti pernah ngerasain yang namanya emosi senang, sedih, marah, dsb. Saat emosi lagi tinggi-tingginya energi dalam tubuh kita akan lebih besar dibandingkan biasanya. Ada orang kalau lagi marah atau kesal akan marah-marah secara blak-blakan, ada yang nendang pintu, ada yang teriak, dan masih banyak lagi. Kenapa, sih, bisa seperti itu? Balik lagi, bukankah saat emosi sedang meninggi energi di dalam tubuh menjadi besar? Karena itulah seseorang membutuhkan katarsis.
Bicara tentang emosi, kita pasti pernah ngerasain yang namanya emosi senang, sedih, marah, dsb. Saat emosi lagi tinggi-tingginya energi dalam tubuh kita akan lebih besar dibandingkan biasanya. Ada orang kalau lagi marah atau kesal akan marah-marah secara blak-blakan, ada yang nendang pintu, ada yang teriak, dan masih banyak lagi. Kenapa, sih, bisa seperti itu? Balik lagi, bukankah saat emosi sedang meninggi energi di dalam tubuh menjadi besar? Karena itulah seseorang membutuhkan katarsis.
Bagi yang bergelut dalam bidang psikologi tentu kenal betul apa
yang dinamakan katarsis. Apa, sih, katarsis itu? Menurut
dosen-Psikologi Perkembangan I-saya, katarsis adalah penyaluran emosi. Energi
besar hasil dari meningginya emosi ini harus disalurkan kalau enggak bisa
mengganggu kondisi jiwa. Salahnya, banyak orang yang katarsisnya dalam bentuk
negatif, misalnya saling mencaci, tonjok-tonjokkan, banting pintu, ngelemparin
barang. Padahal katarsis itu bisa dalam hal yang positif, lho, contohnya ya seperti saya ini, menulis.
Adalah Ia
Adalah ia sang pemohon
Kala seujung toreh menyayat hati
Ya, itu ia yang perang hampir mati
Adalah ia yang juangkan
Tatkala hati sendiri tertusuk barang sekecil duri
Ya, itu ia yang kelabakan menahan luka
Adalah ia yang lari
Kala kata kalahkan sembilu
Ya, itu ia berteduh dalam tameng
Langganan:
Postingan (Atom)
