Tanya Manusia
Manusia
Bukankah engkau sendiri setuju turun ke dunia
Lantas
Kenapa kini kaupertanyakan
Setiap duka dan nestapa
Bukankah sudah kaulihat
Sudah kautakar
Sudah kauinginkan
Lantas
Kenapa kini kau lalai?
Manusia
Bukankah engkau sendiri setuju turun ke dunia
Lantas
Kenapa kini kaupertanyakan
Setiap duka dan nestapa
Bukankah sudah kaulihat
Sudah kautakar
Sudah kauinginkan
Lantas
Kenapa kini kau lalai?
Terima kasih telah berjuang hingga sejauh ini.
Sekarang, jalani pelan-pelan sambil istirahat ya...
Nggak buru-buru, kok...
Oh, iya... Lewati dan jalani semua tugas satu-satu sampai selesai
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS. Al-Insyirah:7)
Kerjakan sesuai aturan dan sungguh-sungguh dengan ikhlas, ya...
Hasil adalah hak mutlak Allah
Kamu adalah hamba-Nya
Ia adalah Tuhanmu
Terima kasih, ya...
Ternyata memang benar, manusia tidak pernah berdiam diri, tidak fisik juga mentalnya. Di postingan kemarin aku pernah bilang bahwa manusia tidak suka ketika dirinya sedang diselimuti masalah, pun tidak juga suka saat hidupnya"flat" saja - tiba-tiba tenang. Ternyata, menurut Schopenhauer seperti yang disebutkan Frankl dalam bukunya Man's Search for Meaning, sudah duluan menyatakan bahwa manusia selalu berada di antara dua kutub esktrem, yaitu ketegangan dan kebosanan.
Terbebas dari ketegangan, kamu akan rasakan hidup tanpa arus yang pada akhirnya kamu mungkin akan merasa "bosan"? Lalu tiba-tiba muncul ombak lain dan kamu terjebak dalam ketegangan dan mengidam-idamkan ketenangan yang membuat kamu bosan itu.
sumber gambarAh, manusia ... Maunya apa? Ketika angin semilir, kau tunggu badai datang. Saat badai benar-benar datang, kau merindukan semilir? Jalani saja.
Manusia tidak akan pernah berada pada kondisi yang benar-benar nyaman, baik dalam atau pun tanpa masalah. Maka, kita harus berani untuk menderita. Menderita dalam ketegangan atau menderita dalam kebosanan. Karena keduanya hanya sisi yang bergantian dalam hidup kita.
Lantas? Mungkin kita butuh syukur yang lebih, dan hadir yang utuh sebagai kita, sebagai manusia.
Ini kita, manusia. Lebih dari 8 miliar jiwa-jiwa dalam raga di Bumi, semuanya rasakan yang sama. Kini apa yang sedang kau perjuangkan? Ketegangan? Atau kebosanan?
Jangan-jangan, kamu bisa temukan ketenangan dalam keduanya? Rasa syukur dalam keduanya, mungkin?
LLaviosa . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates