7/16/2025

*Hanya refleksi

Don't judge a book by its cover, mungkin demikian istilah yang paling pas untuk menggambarkan sosok Ivan Gunawan. Ivan Gunawan, akrab disapa Igun yang dikenal sebagai perancang busana tersohor dengan gaya nyentrik kewanita-wanitaan ternyata sudah membangun mesjid di beberapa tempat, sedekah besar-besaran sebesar 1 milyar juga dalam bentuk benda-benda lain untuk Palestina serta membangun sumur di Uganda, Afrika. Silahkan dicari berita-berita ini, muncul banyak di media-media online. 

Hingga puncaknya di tahun 2025, Igun merasa terpanggil untuk untuk berhaji. Sepulang berhaji, Igun juga menyebutkan kalau doa-doanya di tanah suci terkabul sekembalinya di tanah air. Kemudian ramai ia diundang ke podcast-podcast dan ia mengaku bahwa dulunya ia tidak pernah sholat Jumat selama berpuluh-puluh tahun. Tapi kini? Igun menjadi sosok yang paling mengutamakan shalat tepat waktu, mengusahakan shalat dalam kondisi dan suasana terbaik yang bisa ia berikan. Potongan-potongan podcast ini mulai tersebar di banyak media, mulai reels Instagram, konten Tiktok ataupun shorts video Youtube. Tidak sedikit komen-komen netizen yang merasa ikut kagum dengan perubahan Igun.


Igun yang akrab dengan dunia glamour, gemerlap, lelaki dengan tampilan kewanita-wanitaan dan sekarang terketuk hatinya untuk bermanja dengan Sang Pencipta. Siapa yang memberinya hidayah? Ada beberapa surat dalam Al Quran yang membahas hidayah, yaitu:


إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki“. (QS Al Qashash:56). 

Di surat lain:

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰىهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ

‘Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat hidayah, akan tetapi Allah-lah yang memberi hidayah (memberi taufiq) kepada siapa yang Dia kehendaki. (QS Al Baqarah:272)

Begitu juga dalam surat ini:

وَمَآ اَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِيْنَ

Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya. (QS Yusuf:103)


Jadi siapa yang memberi hidayah? Allah 'kan? Lantas, kalau orang yang tidak mendapatkan hidayah dan terus tersesat apakah manusia dianggap tidak memiliki pilihan untuk dapat bertaubat selain jika hanya mendapatkan hidayah-Nya? Tunggu, baca ini dulu!


لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللهِ إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ  
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (QS Ar-Ra’d: 11).


Jelas, berpaku pada ayat di atas bahwa manusia bukan makhluk pasif! Manusia punya free will buat mengambil langkah dalam hidupnya. Dan coba baca ayat ini:

وَمَاۤ اَصَابَكُمۡ مِّنۡ مُّصِيۡبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِيۡكُمۡ وَيَعۡفُوۡا عَنۡ كَثِيۡرٍؕ 
"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syura Ayat 30)

Baca ini juga:
مَاۤ اَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ​ وَمَاۤ اَصَابَكَ مِنۡ سَيِّئَةٍ فَمِنۡ نَّـفۡسِكَ​ ؕ وَاَرۡسَلۡنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوۡلًا​ ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيۡدًا‏  ٧٩
Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi. (QS An-Nisa: 79)

Jelas, musibah dan keburukan itu diakibatkan ulah manusia itu sendiri. Manusia punya free will untuk memilih mau jalan baik atau buruk. Tulisan ini bukan tafsir ataupun sejenisnya karena saya tidak berkapasitas untuk itu. Namun ini cuma refleksi, apa jangan-jangan sedekah-sedekah Igun itukah yang membuat Allah memanggil-Nya ke tanah suci, sedekah-sedekah itukah yang membuat Allah melembutkan hatinya dari yang dulunya lalai dalam shalat tapi kini jadi orang yang sangat peduli dengan ibadah wajib. Ya! Mungkin Allah mengubah keadaan Igun karena ia mengubah keadaan pada dirinya dengan hal-hal baik, dengan bersedekah!

Dari sosok Igun kita juga bisa belajar jangan pernah meremehkan iman seseorang karena kita tidak pernah tahu bagaimana akhir hidup seseorang. Kita tidak akan pernah tahu lewat jalan apa Allah memberikan hidayah pada hamba-Nya. Jangan mudah menilai, jangan mudah menghakimi. Sekarang apa yang mau kamu usahakan agar Allah memberi hidayah-Nya? Ubah keadaan pada diri kita sendiri, 'kan?

Refleksi ini sebenarnya muncul dalam sebulanan ini, karena otak belakangan berpikir bahwa bukankah Al Quran itu seluruhnya isinya benar. Sebelumnya berita tentang sedekah Igun, serta sumur dan mesjid yang ia bangun sudah sering lewat di beranda dan terbaca, dan jujur terbesit rasa kagum dan heran. Mungkin awalnya skeptis, bagaimana bisa sosok seorang Igun bahkan sedekahnya jor-joran untuk Palestina, sosok Igun membangun rumah-rumah ibadah. Dan belakangan booming kabar berubahnya Igun usai pulang haji. Dan tiba-tiba everything makes perfect sense. 

Ditambah sebelum-sebelumnya pernah lewat konten Ustadz Felix Siauw yang membahas perbedaan manusia dan iblis saat berbuat salah di surga yang diabadikan dalam surat Al-A'raf. Dan rasa-rasanya semuanya nyambung dengan banyak hal yang berkecamuk di kepala ini.

Saat Iblis menolak bersujud kepada Adam dan Allah menyuruh iblis turun dari surga, apa kata Iblis?

قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. (QS Al-A'raf:14)

Namun apa kata Adam saat ia tertangkap basah melanggar larangan Allah untuk tidak memakan buah pohon yang dilarang?

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A'raf: 23).

Apa beda respon iblis dan Adam saat berbuat salah? Iblis menganggap tersesatnya ia karena kehendak Allah! Sementara Adam? Ia sadar kesalahan itu ulah dirinya sendiri, ia meminta ampun kepada Allah!

Jadi, kita bisa menentukan pilihan ingin berbuat baik atau buruk, pilihan itu adalah free-will. Mau mengeles dengan alasan keburukan itu adalah takdir Allah? Jangan meniru jawaban iblis. Kembali lagi, keburukan itu adalah ulahmu sendiri. Berbuat keburukan? Jangan ragu mengakui, meminta ampunan dan rahmat Allah Yang Maha Pemaaf. Berbuat kesalahan lantas menyalahkan keadaan apalagi Allah? Itu artinya, hatimu sombong, bahkan Iblis lebih dulu menelurkan kesombongan itu jauh sebelum denial-mu itu.


Jadi mulai dari mana? Ubah keadaanmu sendiri dulu.

LLaviosa . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates