Be Yourself, Be Your Best-Self
Be your best-self. Kata-kata itu gaungnya sudah sangat sering masuk ke gendang telinga. Sangat sering. Tapi adakah yang benar-benar melaksanakannya? Saat sudah tahap “be your best-self” tentu sudah melewati “be yourself”. Iya benar, setelah kita menemukan diri kita itu seperti apa, kita lakukan apa yang terbaik yang bisa diri kita lakukan-tanpa memalsukan-bagaimana seharusnya kita. Tidak usah menampilkan apa yang menurutmu akan disukai orang-orang karena kita ta harus disukai dan dicintai semua orang.
Ingatlah, semua yang kita tampakkan dan lakukan tak bisa lepas dari subjektivitas orang yang menilai kita.
Jangan pernah berpikiran untuk mengubah sikap dan perilaku menyerupai
orang lain, menyamarkan diri aslimu, toh
kamu mau berubah seperti apa pun tetap akan ada yang pro dan kontra. Kita tidak
bisa menyenangkan semua orang, bukan? Please
all and you will please none.
Hanya saja ada rules yang harus kita patuhi, di antaranya sebagai berikut:
1. Apa yang kita lakukan tidak bertujuan untuk merugikan orang lain
2. Apa yang kita lakukan tidak mencederai hati orang lain
3. Apa yang kita lakukan adalah hal benar, tak melanggar agama dan hukum
Jika rules di atas sudah kamu
patuhi dan masih ada yang sewot,
perlu dipertanyakan sehatkah mental orang itu? Hiduplah sesuai jalurmu, tanpa
pernah berpikiran mengubah dirimu, namun tetap tampilkan diri terbaikmu tanpa berniat merugikan orang lain, ya ^_^ Okay, be yourself, be your best-self!
Sebuah kutipan cantik dari buku La Tahzan, Jangan Bersedih! ini bisa dijadikan rekomendasi penenang jiwa dalam konflik menjadi dirimu sendiri ^_^ Mari disimak ^^
menganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda!
Tuntunlah diri Anda dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan
kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri.
Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan
agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab
Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti
itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.
Umat manusia — dengan pelbagai macam tabiat dan wataknya —
seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, dan ada yang panjang
dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti
pisang, Anda tak perlu mengubah diri menjadi jambu, sebab harga dan
keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang.