Forgive Yourself First for Allowing Them to Hurt You
“Forgive those who insult you, attack you, belittle you or take you for granted. But more than this …, forgive yourself for allowing them to hurt you- ANONIM”
Seringkali ketika kita merasa tersakiti, terluka, tertindas ataupun
merugi akibat perkataan orang lain. Pertanyaan yang sering melintas bernuansa,
“Kenapa sih, dia kayak gitu sama aku?” atau “tega banget dia jahat kayak gini
sama aku”. Salahkah pertanyaan seperti ini dilontarkan? Terlepas salah atau
tidaknya, tentunya kita harus memaafkan siapa saja yang telah menyakiti kita,
tapi yang jauh lebih penting lagi adalah kita harus memaafkan diri kita
sendiri.
Membaca ini mungkin ada yang protes, “Kok memaafkan diri kita sendiri,
memangnya kita salah apa? Wong
jelas-jelas kita yang disakiti, mereka yang jahat.” Pikiran dan perasaan
negatif seperti ini sangat mempengaruhi hidup kita, menguras tenaga, mengurai
air mata dan sangat menghabiskan waktu. Apa kita mau perkataan orang lain terus
membuat diri terpuruk dan tak bisa berkembang di masa depan? Sekarang mari kita
ubah sudut pandang. Kita merasa tersakiti, terluka, merugi, dan sebagainya
karena kita meyakini bahwa kita memang tersakiti, ‘kan? Nah, maafkanlah dirimu
karena membiarkan hati dan pikiranmu terliputi rasa sakit. Kamu sendirilah yang
membiarkan hatimu merasakan sakit.
Saat ada kata-kata pedas yang melewati gendang telinga, kamu yang
menentukan ingin merasakan sakit atau tidak. Word is just a word, till you mean what they say. Kata-kata pedas
yang melukai dirimu itu, ‘kan hanya berupa gelombang suara biasa hingga
akhirnya kamu yang memberikan makna pada kata-kata itu, benar? Tetapi sayangnya
kamu memaknai gelombang suara itu dengan makna yang bisa melukai dirimu
sendiri.
Ingat, kamu tak bisa mengendalikan orang lain, yang bisa kamu kendalikan
adalah dirimu sendiri. Kamu tak bisa mengendalikan orang lain untuk berkata
yang baik-baik saja, namun yang bisa kamu lakukan adalah mengubah persepsi
dalam menanggapi kata-kata mereka. Words
don’t mean; people mean, kata-kata tidak mempunyai makna; oranglah yang
memberi makna.
Apakah kamu sangat dependent
kepada mereka yang mengeluarkan kata-kata itu hingga mampu membuatmu terluka?
Tidak, ‘kan? Hidupmu tidak tergantung oleh apa yang mereka katakan. Maka ketika
kamu merasa tersakiti, pertama-tama maafkanlah dirimu sendiri yang telah
mengizinkan luka itu menyayat hatimu.