Well Done :)
Menjadi
ribet adalah spesialisasiku. Saat satu masalah tersaji, impuls-impuls otakku berjalan
cepat memikirkan beberapa alternatif pilihan yang terbaik. Kita memang tak
harus selalu mendapatkan yang terbaik tetapi jangan menyesali suatu pilihan
nantinya karena lupa memikirkan dampak pilihan yang kita pilih. Aku tidak
selalu memilih pilihan yang membuatku senang dan nyaman. Kenapa? Karena aku
selalu memikirkan positif-negatif dari pilihan yang akan kubuat. Kenapa aku
tidak berpikir sederhana saja? Kenapa? Aku menikmati saat-saat di mana aku
berpikir, menerka, mempertimbangkan berbagai kemungkinan. It’s me! Itulah diriku.
Apa ada sisi negatifnya dari kebiasaan
pikir panjangku ini? Tentu ada! setiap sisi kepribadian selalu memiliki cela
dan selalu ada kelebihan dibandingkan sisi pribadi yang lain. Tapi sebuah
pertanyaan dari seorang teman membuatku tersadar, “Apa kamu nggak ngerasa berat
dengan berpikir terus, aku aja yang liat rasanya ribet!” Pertanyaan ini
membuatku tersadar bahwa aku mempunyai kemampuan merasa ringan pada hal-hal
yang sejatinya ribet! Segala macam hal yang malas dan berat untuk orang lakukan
karena berat aku akan bersedia melakukannya. Itulah kelebihanku. Sesuatu yang
di mata orang lain begitu berat dan tidak efektif untuk dilakukan namun aku
merasa santai saat melakukannya, hingga mereka bertanya-tanya tak beratkah
untukku?
Selama aku tidak keberatan menjadi seorang pemikir panjang, why not? Selama aku memiliki kemampuan
tahan banting dengan segala keribetan yang ada, artinya aku memiliki energi lebih
untuk berpikir lebih keras dibanding yang lainnya. Syukuri kemampuan itu! Kembangkan
dan maksimalkan namun aku juga harus tahu kapan waktunya untuk beristirahat dan
berhenti. Go fast, but don’t forget to
take a breath then enjoy what you have done! Tapi aku tidak akan melupakan
saran dan kritikan orang di sekitarku, merekalah pengamat yang tahu kapan aku
melampaui batas keribetanku dan kapan keribetanku ini berjalan normal. Yeah,
you got it right, well done, Olla ^^