Mungkin Aku Butuh Konseling :)
Sekarang usiaku sudah menginjak 19 tahun 4 bulan 2 minggu, tapi
kepikunanku sekarang luar biasa sudah seperti nenek-nenek usia 80 tahunan. Aku sempat
berbelanja di minimarket, usai membayar dan mengambil uang kembalian aku
langsung pergi tanpa membawa barang belanjaan! Di warung lain aku juga
melakukan hal yang sama. Kemudian dalam waktu seminggu aku sudah 2 atau 3 kali
meninggalkan HP di tempat umum, di tempat print-an, di minimarket …. Dan aku
sekarang mudah lupa akan hal-hal kecil. Sangat mudah lupa apa yang ingin
kukatakan. Otakku juga terasa lelet, kalau belajar dan menghafal dulu aku tak
perlu bersusah payah, sekarang rasanya otakku lemotnya setengah mati, butuh
kerja lebih ekstra! Kemampuan menghafalku turun drastis.
Aku sempat memparnokan diri jangan-jangan otakku mulai rusak, atau
terkena alzheimer! :o Dan aku mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan penyakit
yang bisa aku derita. Mungkin aku hipokondriasis, suka merasa dihinggapi
penyakit-penyakit berat hanya gara-gara keseringan membaca artikel kesehatan J Lalu kalau aku tak terkena penyakit otak,
apa yang salah dengan otakku? Apa yang terjadi sebenarnya?
Dan sebuah titik terang menyinari di tanggal 24 April 2014 ketika jam
kuliah Psikologi Kognitif. Hari itu mahasiswa yang masuk hanya 7 orang -_-
karena yang lain ikut acara kunjungan ke RSJ ynag ada di Bandung, sisanya juga
banyak yang bolos. Suasana kelas terasa seperti kelas privat, sepi namun
menyenangkan :D Karena kebetulan materi
yag sedang dibahas mengenai teori-teori kelupaan, ini kesempatan emas buatku
untuk curhat! Ya, curhat gratis di kelas dengan seorang psikolog! J Setelah bercerita secukupnya, Bu Yeny,
dosen Psikologi Kognitif menanyakan apa sifat “mudah lupa”ku itu sudah dari
dulu atau baru-baru saja, ya lantas aku jawab baru belakangan saja!
Dan kalian
tahu apa jawaba Bu Yeny? Ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, sesuatu yang
mengalihkan atensiku, sesuatu yang merupakan “masalah” bagi diriku. Tanpa sadar
alam bawah sadarku mungkin sangat terganggu akan masalah itu hingga tak
tertarik pada hal-hal lain, tak memberikan atensi pada hal-hal lain. Alam sadarku
mungkin tak menyadarinya, tapi alam bawah sadar mengetahui segalanya. Hal itu
begitu mengganggu, sehingga tampaknya aku harus konseling ke fakultas. J Dan untungnya karena aku mahasiswi
psikologi untuk konseling di fakultas tentu saja gratis tis tis J Aku bahkan punya kesempatan membuat janji
dengan dosen yang aku inginkan. Kalau mahasiswa dari fakultas lain yang ingin
konseling mungkin tak bisa memilih dengan siapa dia ingin dikonseling. Kapan-kapan
mungkin akan kupikirkan ingin membuat janji konseling dengan salah seorang
dosen favoritku J