9/06/2014



 Menjelang UAS ini ada banyak sekali hal-hal yang kupikirkan. Dimulai dari perubahan kurikulum di kampus, proker-proker selama menjadi Ketua DPM Fakultas Psikologi, dan kesibukan menjadi bendahara di acara welcoming days
kampus untuk Fakultas Psikologi. Oke, dimulai dari yang pertama  kusebutkan, perubahan kurikulum di Esa Unggul membuat seluruh mahasiswa galau (mungkin ada yang tidak), program lulus 3,5 tahun diubah menjadi 4 tahun. Well, kedengarannya agak kurang mengenakkan, tapi sealu ada sisi positif dalam tiap hal, bukan? 

Keuntungan perubahan kurikulum ini adalah, SP (semester pendek) tidak lagi diwajibkan #yeayyy dan jumlah SKS yang bisa diambil tiap semester bisa maksimal 20 SKS, terkecuali jika kamu memiliki IP di atas 3,5 kamu bisa memborong 24 SKS sekaligus. Banyak sekali teman-teman yang semangat kuliahnya jadi kacau, kalau sistem SKS paket dulu, dengan IP 3 saja kamu tetap bisa lulus 3,5 tahun (kalau skripsi lancar yaw) karena jumlah SKS sudah dipaketkan sedemikian rupa agar tuntas di semester 7. Perjuangan mulai berat, mudah-mudahan Allah memudahkan jalanku lulus 3,5 tahun. Tapi apa pun nanti keputusan-Nya, aku yakin itu adalah yang terbaik.

Pikiran kedua yang menghantuiku adalah, ya, hal-hal yang ingin aku lupakan sekarang, beberapa proker menanti di ujung sana selama 1 tahun ke depan. Allah bersamaku jadi aku tak perlu khawatir. Lalu kesibukan menjadi bendahara untuk acara welcoming days mahasiswa baru atau yang sering dikenal dengan ospek cukup mengutak-atik otakku. Karena aku bukan tipe orang yang suka diganggu di waktu luang, dan kesibukan yang satu ini mau tidak mau menyita waktu luangku.
Sekarang intinya sebisa mungkin aku mengatur waktu agar pekerjaan yang kujalani ini tidak keteteran. Dan perihal browsing harus tetap masuk to do list, well ini bukan termasuk yang baik jadi jangan diikuti, ya! Sebagian duniaku ada di dalam browsing dan surfing internet ini. Karena aku suka sekali menghadapkan mata di depan artikel-artikel, jadi ini sudah seperti kebutuhan #KebutuhanJelekAtauBaik?

Kalau ditanya baik ata tiidaknya kebiasaaan browsing-ku ini, jawabannya hari ini adalah “positive”. Kenapa? Karena aku menemukan inspirasi dari artikel-artikel yang aku baca pagi ini, yaitu konsep hidup minimalis. Jadi, hanya simpan benda-benda yang merupakan kebutuhanmu, singkirkan benda-benda yang tidak begitu diperlukan. Buat hidupmu lebih sederhana. Pangkas keinginan. Dan sebuah quote bahwa kekayaan tidak dilihat dari seberapa banyak uang yang kamu habiskan, namun seberapa banyak uang yang kamu sisakan. Quote ini cukup merasuk ke alam bawah sadar dan melecutkan semangat hidup sesuai kebutuhan. Btw Rasulullah sudah dari dulu menerapkan konsep hidup minimalis ini, tapi baru hari ini aku tersadar. Konsep minimalis yang ingin aku jalani ini on pprogress, aku sudah membuang seluruh kertas-kertas yang tidak ada gunanya lagi. Yah, kebiasaan burukku adalah suka menumpuk barang-barang lama, apa ini indikasi aku adalah orang yang susah merelakan kenangan? #NggakAdaHubungannya! Yang jelas, sekarang aku sudah move on dari sampah-sampah kertas dan membiarkan ruang di kamarku lebih bisa “bernapas”.

Apa hubungannya topik hidup minimalis dengan topik di paragraf pertama ini? Hidup minimalis, membuang hal-hal yang tidak penting, termasuk minimalis dalam pikiran, sederhanakan pikiranmu, buang pikiran-pikiran tak penting yang hanya memberatkan kepalamu. Stay minimalist, stay happy!

LLaviosa Gita . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates