Hari ini aku
kembali termenung, ya bukan hari ini saja, tapi setiap hari. Desember tepat
tanggal 9 nanti usiaku akan genap 20 tahun #WhatTheHell!!!
Tugas-tugas perkembangan remaja akhir akan tiba tanggal kadaluarsanya dan aku
masih bimbang akan apa yang kuinginkan? Naas, bisa dikatakan seperti itu, nanti
saat aku sudah tidak remaja lagi, memusingkan siapa aku, apa yang kumau bukan
masanya lagi. Jadi di detik-detik waktu yang tersisa akan kukerahkan segenap
jiwa dan raga untuk mencari tahu apa yang kuinginkan dan apa yang kubisa,
secepatnya!
Menjelang
UAS ini ada banyak sekali hal-hal yang kupikirkan. Dimulai dari perubahan kurikulum
di kampus, proker-proker selama menjadi Ketua DPM Fakultas Psikologi, dan
kesibukan menjadi bendahara di acara welcoming
days
Ketika aku
mengira Tuhan hendak mengujiku, ternyata Ia justru sedang memberikanku hadiah.
Saat terpilih
menjadi Ketua DPM Fakultas Psikologi Periode 2014/2015, aku pikir Tuhan sedang
mengujiku, tapi ternyata aku salah telak. Tadinya aku pikir sebuah kesulitan
adaptasi akan melanda ketika teman-teman seperjuangan periode lalu beberapa
banyak yang mengibarkan bendera putih. Aku salah besar. Tuhan mengirimiku
anggota-anggota luar biasa. Mereka adalah junior angkatan 2013 yang luar biasa
menyenangkan. Dan teman seperjuangan dari angkatan 2012 juga berhasil terekrut.
Alhamdulliah, di awal perjuangan embanan amanah ini justru Tuhan sudah
memberikanku hadiah-hadiah yang tak terkira nilainya. Aku sering mengamati para
anggotaku, dan semangat yang membara terus tersulut, melihat semangat juang mereka merenda organisasi ini
membuat aku tidak mau menyerah dan
Pada tahu,
‘kan iklan es krim Cornetto yang yang ada Taylor Swift-nya? Nah, soundtrack
iklan itu lagunya Taylor Swift yang judulnya Red. Nih lagu bukan lagu baru,
sih, tapi tetep enak aja buat didengerin dan lirik lagunya itu loh romantis
pake banget!
Tepat di
hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-69 kemarin, aku dan Rahma
melanglang jam 7 pagi untuk shopping!
Denger kata shopphing kayanya worth it banget, padahal jeng, jeng …, shopping-nya di Pasar Tradisional Patra.
Jadi hari itu aku lagi kepengen banget bikin mie ayam, hitung-hitung praktek
kerja nyata resep yang dikasih mama.
#LatePost25July Tuhan sedang
menegurku, Sobat. Aku tahu dari mana?
Begini biar kuceritakan. Beberapa hari yang lalu, sepupu kecilku, Sakti yang
baru masuk kelas 1 SD bermain game di
notebook-ku. Tapi dengan ganasnya
tangan mungil Sakti yang mungkin memang 'sakti' berhasil mendarat iseng di atas
keyboardnotebook dan dengan sepenuh hati
Halo pembaca setia
(kayak ada yang baca aja -_-), malam ini aku abisin buat ngerenung. Tanggal 9
Desember 2014 nanti umurku merayap ke 20 tahun. Masih remaja, ‘kan? Masih, ‘kan?
Yah, aku harap, sih gitu, karena apa, karena aku merasa still young, belum berasa hawa dewasanya.
Tujuan-tujuan hidup masih
sering berubah-ubah, nggak ada yang tuntas dengan komitmen. But, I’m happy, ssst, yakin happy? Ah, semoga saja. Yang jelas,
Holland masih jauh, kehidupan masa depanku sekarang sepenuhnya masih di
genggaman Sang Pencipta.
Bu Win, Dosen
Psikologi Kepribadian II waktu itu lagi ngasih alat tes kepribadian punya
Kelly. Jadi di dalam alat tes itu kita akan disuruh nulis nama-nama orang yang
ada di dalam kehidupan kita berdasarkan pernyataan-pernyataan. Nah, ada
pernyataan, “orang yang membencimu”. Maka, kita harus menulis nama orang yang
membenci kita. Orang yang benar-benar membenci kita, ya, bukan yang ‘kayaknya’
benci sama kita. Sumpah, ini pertanyaan yang paling susah buat anak-anak
sekelas. Bukan karena ke-PD-an nggak ada yang benci, bukan, tapi karena apa benar
rasa seolah-olah dibenci itu kenyataan atau sekadar terkaan semata.
Seringkali hidup kita dibubuhi stres yang terus-menerus datang, tidur
tak enak-makan pun tak enak. Penyebab stres di zaman yang serba canggih ini beraneka
ragam, namun beberapa klise juga, contohnya kita tertimpa stres akibat
perkataan orang lain yang menyindir atau berkomentar pedas tentang hal-hal yang
kita lakukan.
“Bukan,”
dokter pria bermata sipit itu menggeleng cepat. Kutunjukkan lagi bagian lenganku
yang lain, “Bukan,” kata-kata itu keluar dari mulutnya lagi. Baiklah, akan
kuperlihatkan di bagian jari dan pergelangan tangan, “Bukan,” lagi-lagi ia menggeleng. Dan akhirnya
kuperlihatkan “sesuatu” yang melekat di bagian pahaku, “Bukan.” Aishh, kata
BUKAN selalu terlontar dari mulut dokter Klinik Kepa Duri ini.
“Forgive those who insult you, attack you, belittle you or take you for
granted. But more than this …, forgive yourself for allowing them to hurt you- ANONIM”
Seringkali ketika kita merasa tersakiti, terluka, tertindas ataupun
merugi akibat perkataan orang lain. Pertanyaan yang sering melintas bernuansa,
“Kenapa sih, dia kayak gitu sama aku?” atau “tega banget dia jahat kayak gini
sama aku”. Salahkah pertanyaan seperti ini dilontarkan? Terlepas salah atau
tidaknya, tentunya kita harus memaafkan siapa saja yang telah menyakiti kita,
tapi yang jauh lebih penting lagi adalah kita harus memaafkan diri kita
sendiri.
Be your best-self. Kata-kata itu gaungnya sudah sangat sering masuk ke
gendang telinga. Sangat sering. Tapi adakah yang benar-benar melaksanakannya? Saat
sudah tahap “be your best-self” tentu
sudah melewati “be yourself”. Iya benar,
setelah kita menemukan diri kita itu seperti apa, kita lakukan apa yang terbaik
yang bisa diri kita lakukan-tanpa memalsukan-bagaimana seharusnya kita. Tidak usah menampilkan apa yang menurutmu akan disukai orang-orang karena kita ta harus disukai dan dicintai semua orang.
Hari ini
hari libur, dan aku sudah menyiapkan rencana untuk bersenang-senang hari ini. Ada
yang bisa tebak? Yup! MEMASAK! Sudah lama tangan ini tak mengolah bahan makanan
hingga menjadi hidangan siap santap.Dan akhirnya tadi pagi aku dan Rahma hunting
bahan makanan di pasar. Aku membeli daging ayam, bahan sop, sandung lamur,
tomat, cabe, bawang merah. Dan ….. untuk hari ini aku akan masak ayam goreng
spesial dengan sambel pedas nikmat menggugah selera. Dan sop bisa untuk pencuci
mulutnya. Bahagia itu sederhana: MEMASAK.
Saat aku membuat ini, aku sedang teringat padamu :)
Semoga
awal Mei ini menjadi berkah dalam hidupmu, ya, memang bukan ulang
tahunmu, tapi aku berharap setiap hari yang terlewati menjadi berkah
istimewa untukmu :)
Terima kasih atas pengertian dan kesetiaanmu, Sebelas :)
Sekarang usiaku sudah menginjak 19 tahun 4 bulan 2 minggu, tapi
kepikunanku sekarang luar biasa sudah seperti nenek-nenek usia 80 tahunan. Aku sempat
berbelanja di minimarket, usai membayar dan mengambil uang kembalian aku
langsung pergi tanpa membawa barang belanjaan! Di warung lain aku juga
melakukan hal yang sama. Kemudian dalam waktu seminggu aku sudah 2 atau 3 kali
meninggalkan HP di tempat umum, di tempat print-an, di minimarket …. Dan aku
sekarang mudah lupa akan hal-hal kecil. Sangat mudah lupa apa yang ingin
kukatakan. Otakku juga terasa lelet, kalau belajar dan menghafal dulu aku tak
perlu bersusah payah, sekarang rasanya otakku lemotnya setengah mati, butuh
kerja lebih ekstra! Kemampuan menghafalku turun drastis.
Terkadang kita perlu tulisan, tulisan untuk menegur pekerjaan-pekerjaan
kita yang mulai chaotic, ya chaos ini terjadi saat kia mulai
bersahabat dengan rasa malas. Nah, untuk tujuan membenahi pekerjaan dan
manajemen waktu yang kacau itulah aku menulis di hari ini. Menulis untuk
sekadar mengingatkan bahwa tugas kliping Kesehatan Mental belum selesai. Mengingatkan
bahwa belum ada hal-hal baru yang lebh baik dari hari kemarin yang kulakukan. Hari
ini hari libur, dan kegiatanku ikut-ikutan libur, tapi rasa`malas malah tidak
pernah libur. Semoga tulisan ini bisa membantu menegur diri sendri yang terlena
akan irama liburan.
Belakangan aku mudah sekali ketiduran, baru bangun pagi, setelah
menelepon aku kembali tertidur. Setelah belajar sejenak aku jatuh tidur lagi.
Tidak biasanya, padahal waktu tidurku cukup, bahkan lebih 1 jam dari biasanya.
Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi di tubuhku? Dan anehnya setiap kali aku
ketiduran aku selalu bermimpi, tadi pagi aku bermimpi menangis dengan pedihnya,
dan nyatanya saat aku membuka mata, mataku memang basah. Ini dia! Ada sesuatu
dengan dorongan id-ku!
Hari ini aku belajar untuk hidup lebih bebas, bukan
bebas dalam artian yang serba melanggar. Aku ingin bebas seperti anak kecil,
yang tidak memusingkan apa kata-kata orang, yang tidak perlu mencemaskan
hal-hal yang belum tiba masanya. Betapa indahnya jadi anak kecil, seluruh
perhatiannya hanya dicurahkan untuk hari ini, hari yang dihadapinya.
Saat angin bertiup cukup, mereka akan berpikir
bagaimana menghabiskan waktunya, ya, mereka akan menerbangkan layang-layang. Ketika
hujan membasahi, mereka tak melulu mengeluh, mereka masih bisa menikmati dengan
hujan-hujanan, hal yang menyenangkan bukan, tanpa takut kebasahan.
Pagi ini aku
tersentak untuk menulis karena sebuah opini melintas. Ya, opini tentang rasa
percaya diri alias PD versus rasa sombong yang bernuansa ujub. Sudah tak
diragukan, rasa PD itu penting, bahkan perlu atau kudu punya dalam aktivitas apa pun. Tapi mbo’ya kadarnya disesuaikan, rasa PD yang berlebihan hingga membutakan
mata bisa berujung ujub, yaitu terlalu membangga-banggakan diri sendiri hingga
meremehkan orang lain.
Lama, lama sekali aku
tidak menulis. Ya, belakangan ini hal-hal yang aku lakukan layaknya nonbeing. Entahlah, harapan-harapan di
awal tahun 2014 lalu tidak berjalan, apa yang terjadi? Lagi-lagi kemalasan
menggerogotiku. Diri ini membohongi janjinya sendiri, melanggar
komitmen-komitmen yang ia tasbihkan dengan indahnya. Kenapa? Lalu berbagai
urusan yang kelihatan tidak berjalan dengan semestinya. Lihat, ini adalah
keluhan yang muncul akibat keinginan tak sejalan dengan apa yang terjadi.
Mengeluh?
Bicara tentang memantaskan diri, pagi ini aku baru mendapatkan sebuah
pencerahan. Well, seorang teman yang
berada di Universitas Diponegoro akan berangkat ke Korea pada Maret 2014 dalam
rangka pertukaran pelajar. Kadang bisa saja terlintas pertanyaan di benak kita,
“Kok dia rezekinya bagus banget, ya? Kok aku enggak?”
Stop complain seperti itu! Masalah rezeki itu ‘kan diatur sama Allah. Lagipula siapa
yang dipilih Allah untuk menerima rezekinya itu adalah orang yang pantas, ‘kan?
Andaikata ada orang yang tidak pantas lalu menerima rezeki bisa-bisa jadi berabe, kenapa berabe? Let see ….
“Apa resolusi 2014 kamu?”, pertanyaan ini menggema di mana-mana memasuki
tahun baru 2014 ini. Kalo ada yang nanya itu ke aku, aku juga bingung mau jawab
apa. Karena hidup aku lagi flat-flat aja. Tapi setelah didalami lagi,
keinginan-keinginan aku yang belum terwujud bisa dijadikan resolusi, kan?
Ada remaja yang mampu menghadapi tantangan sosial dengan baik, namun ada juga remaja
yang cenderung kelihatan pasif dan terkesan tidak bisa menyikapi lingkungan
dengan pembawaan diri yang baik. Misalnya saja, dalam dunia pendidikan kadang
telihat ada remaja yang tampil menonjol, aktif dalam kegiatan, dan terlihat
sering menyampaikan pendapatnya pada waktu diskusi, umumnya ia lebih terlihat
sebagai anak yang kritis, namun juga ada sosok remaja yang lebih cenderung
pasif, terlihat kurang percaya diri, dan jarang atau bahkan tidak pernah
mengeluarkan suara untuk menyuarakan pendapatnya.